Salah satu alasan mengapa orang Amerika Serikat tidak menyukai sepakbola adalah karena olahraga yang mereka sebut soccer ini tidak menghasilkan skor yang besar sebagaimana halnya american football, bola basket, bisbol, atau hoki. Bagi mereka, minim gol sama artinya dengan membosankan.
Well, jika menonton Piala Dunia 1954, mungkin mereka akan berpikir dua kali. Piala Dunia yang digelar di Swiss itu hingga kini tercatat sebagai Piala Dunia yang paling banyak mengkreasikan gol per laga. Sebuah partai rata-rata mampu menghasilkan 5,4 gol!
Hongaria dengan generasi emasnya menjadi buah bibir di turnamen ini. Meski akhirnya takluk secara tragis dari Jerman Barat di final, performa tim berjuluk Mighty Magyars itu begitu membekas. Ferenc Puskas dkk. begitu trengginas di depan gawang, dengan mencetak 27 gol hanya dari lima partai.
Namun jika ada sebuah partai di Piala Dunia 1954 yang benar-benar mengilustrasikan makna dari hujan gol, maka Hitzeschlacht von Lausanne adalah jawabannya. “Hitzeschlacht von Lausanne” sendiri adalah kalimat bahasa Jerman yang bisa terjemahkan sebagai “Perang Panas di Lausanne”, merujuk pada partai perempat-final antara tuan rumah Swiss melawan Austria.
Panas di sini bukan cuma berarti laga ini dimainkan ketika suhu udara mencapai 40o C, namun juga karena banyaknya gol yang terjadi. Bayangkan, sebuah partai sepakbola yang memiliki skor akhir 7-5. Terciptanya 12 gol ini merupakan rekor tertinggi sepanjang masa di Piala Dunia.
Penonton seperti tak memiliki jeda untuk bernapas, menyaksikan banyaknya gol dan drama yang tercipta di laga ini. Cuaca panas terik membuat kiper Austria dilaporkan mengalami hipertermia sehingga Swiss mampu mencetak tiga gol dalam tempo empat menit di awal laga. Namun efek cuaca panas juga berdampak pada penurunan performa pemain Swiss.
Austria kemudian secara luar biasa mencetak lima gol dan seharusnya bisa mencetak sebuah gol dari penalti tapi meleset. Swiss mencetak satu gol lagi untuk membuat babak pertama berakhir dengan skor 5-4 untuk Austria. Di babak kedua, Austria tetap tak terkejar dengan menambah dua gol, sedangkan Swiss hanya bisa mencetak satu gol.
Ketika peluit panjang dibunyikan, papan skor menunjukkan angka fantastis 7-5 untuk kemenangan Austria dan mereka pun berhak melaju ke semi-final. Sayang, Austria kemudian dibantai 6-1 oleh Jerman Barat, namun berhasil mengakhiri turnamen di peringkat ketiga dengan memukul Uruguay 4-1.
Perempat-Final Piala Dunia 1954 | ||||
26 Juni 1954 | La Pontaise, Lausanne, Swiss Wasit: Charlie Faultless (Skotlandia) | Penonton: 35.000 | Temperatur: 40°C | ||||
AUSTRIA | ![]() | 7-5 | ![]() | SWISS |
Theodor Wagner Theodor Wagner Erich Probst | 25' 53' 76' | 0-1 0-2 0-3 1-3 2-3 3-3 4-3 5-3 5-4 6-4 6-5 7-5 | 16' 17' 19' 39' 60' | Robert Ballaman Josef Hugi Josef Hugi Robert Ballaman Josef Hugi |
Susunan Pemain (3-3-4): | Susunan Pemain (3-2-5): | |||
Kurt Schmied; Gerhard Hanappi, Leopold Barschandt, Ernst Ocwirk; Ernst Happel, Karl Koller, Erich Probst; Theodor Wagner, Alfred Korner, Ernst Stojaspal, Robert Korner. | Eugene Parlier; Andre Neury, Willy Kernen, Oliver Eggimann; Roger Bocquet Charles Casali; Charles Antenen, Roger Vonlanthen, Josef Hugi, Robert Ballaman, Jacques Fatton. | |||
Pelatih: Walter Nausch | Pelatih: Karl Rappan |
GoalPedia Piala Dunia adalah artikel berseri dari Goal Indonesia tentang fakta-fakta menarik dalam sejarah Piala Dunia yang diterbitkan sejak H-30 sampai kick-off Piala Dunia 2018. Simak daftar lengkapnya di sini!
Bagikan Berita Ini
0 Response to "GoalPedia Piala Dunia: Banjir Gol Tanpa Jeda"
Post a Comment