Liputan6.com, Jakarta - Jam menunjukkan pukul 14.00 WIB, Minggu 10 Juni 2018 ketika sejumlah jalur mudik dari Ibu Kota ke sejumlah daerah di Pulau Jawa mulai padat. Arus lalu lintas di sejumlah jalan bahkan sudah merayap.
Mudik, memang tidak semudah yang dibayangkan. Kesiapan mental, fisik, dan materiil diperlukan pada musim ini.
Selama perjalanan menuju kampung halaman, bisa saja pemudik terjebak macet selama berjam-jam.
Seperti yang terjadi di Brebes Exit pada 2016 lalu. Jalur baru itu dapat memangkas waktu tempuh selama tiga jam.
Tak heran, jika jalur ini diserbu pemudik hingga menimbulkan kemacetan sepanjang 18 km. Butuh waktu lebih dari 20 jam untuk mengurai kemacetan itu.
Ada pemudik bahkan meninggal dunia karena kelelahan dan keracunan gas CO2 dari kendaraan bermotor.
Namun, demi keluarga, ritual mudik tetap berulang setiap tahun. Meski harus terjebak kemacetan, seperti yang terjadi di Tol fungsional Salatiga-Kertosono.
"14.02 Wib Kepadatan kendaraan di jalan Tol Fungsional Salatiga - Kertosono," tulis NTMC Polri di akun Twitternya @NTMCLantasPolri, seperti dikutip Liputan6.com.
Kepadatan arus mudik juga terjadi di Tol Palimanan. Tepatnya di kilometer 194. Kepadatan ini disebabkan oleh volume kendaraan yang membludak di jalur bebas hambatan tersebut.
Arus lalu lintas yang tersendat juga terjadi di tikungan Gedung Getah, Belik, Pemalang, Jawa Tengah. Namun, kepadatan di jalur mudik itu tidak disebabkan oleh membludaknya volume kendaraan, melainkan karena terjadi kecelakaan.
Tiga orang luka-luka dalam peristiwa tersebut.
Perjuangan panjang untuk pulang kampung tidak hanya dirasakan pemudik yang menggunakan mobil atau bus. Penumpang kereta api pun demikian.
Mereka tidak sabar ingin kembali ke kampung halaman dan bertemu dengan sanak saudara. Alhasil, banyak penumpang yang datang lebih cepat dari waktu keberangkatan, seperti yang terlihat di Stasiun Gambir.
Padahal, pintu boarding baru dibuka satu jam sebelum waktu keberangkatan.
Karena tak bisa masuk ke ruang tunggu keberangkatan, pemudik ini akhirnya hanya bisa menunggu di pintu-pintu masuk.
Bangku yang hanya berjumlah puluhan di Pintu Utara Stasiun Gambir otomatis tak mampu menampung pemudik.
Alhasil, mereka duduk di ubin sembari menunggu jadwal keberangkatan kereta mudik. Sebagian bersila, memangku barang bawaan, atau bermain handphone.
Kepala Stasiun Besar Gambir, Jakarta Pusat, Rizki Afrida membenarkan banyak penumpang yang datang lebih awal dari jadwal keberangkatan.
Menurut dia, itu merupakan kemauan dari penumpang sendiri.
"Tadi saya tanya berangkat ada yang masih 5 jam lagi. Yang seharusnya bisa istirahat dulu di rumah. Tapi mereka sudah di stasiun," ungkap Rizki, di Stasiun Gambir, Jakarta, Minggu.
Mau tak mau, lanjut dia, hal tersebut membuat area stasiun padat.
Dia mengatakan, sebenarnya, ada larangan untuk duduk di ubin stasiun. Namun, dalam momen mudik Ramadan dan Lebaran ini, pihaknya menoleransi hal itu.
Kesibukan pun terlihat di Bandara Soekarno Hatta (Soetta), Tangerang, Banten pada Minggu pagi. Bandara internasional ini dibanjiri ribuan calon penumpang yang akan mudik ke sejumlah daerah.
Kepadatan calon penumpang pesawat terlihat di Terminal Domestik 1 C. Jumlah penumpang yang akan berangkat mencapai 204 ribu penumpang. Mayoritas calon penumpang akan mudik ke Surabaya, Denpasar, Padang, Makasar, dan Kualanamu.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Ruas Tol Cipali wilayah Purwakarta, Jawa Barat, dari arah Jakarta menuju Cirebon mengalami kemacetan panjang. Antrean panjang kendaraan tersebut mencapai belasan kilometer, hingga kendaraan nyaris tak bergerak.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mudik, Perjuangan Menuju Kampung Halaman"
Post a Comment