:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/1676369/original/069214100_1502449905-20170811-GMPG-Lakukan-Pertemuan-dengan-Titiek-Soeharto-Tebe-4.jpg)
Sebagai peserta baru, Partai Berkarya memiliki segudang pekerjaan rumah jelang Pilpres 2019. Setidaknya, mampu mencapai ambang batas persyaratan minimal yang harus diperoleh partai untuk mendapatkan kursi di parlemen (parlementary threshold).
M Qodari menyebut, bukan perkara mudah untuk berjaya di Pemilu 2019. Berangkat dari pengalaman partai baru pada pemilu sebelumnya, mereka tertatih-tatih dahulu untuk mencapai posisinya sekarang ini.
Misalkan, lanjut dia, Partai Gerindra yang hanya mendapat suara 4 persen pada kemunculan perdananya, sebelum akhirnya menjadi oposisi yang diperhitungkan.
Direktur Eksekutif Indo Barometer tersebut menilai, partai baru yang paling sukses pada kemunculan perdananya adalah Demokrat. Saat itu, perolehan suara Demokrat melejit karena sosok Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.
SBY menjadi calon presiden paling populer, sehingga mampu mengantarkan Demokrat untuk lolos electoral threshold dengan suara lebih dari 7 persen ketika itu.
"Demokrat bisa sukses karena ada SBY yang waktu itu menjadi calon presiden paling populer. Gerindra karena faktor Prabowo, Hanura Wiranto, mereka calon-calon papan tengah lah, lumayan. Masalahnya, Partai Berkarya tidak punya tokoh seperti itu," kata Qodari.
Pada survei Indo Barometer yang disiarkan April 2018 lalu, elektabilitas Tommy Soeharto yang merupakan ikon dan ketua umum partai tersebut hanya di angka 0,1 persen.
Menurut dia, nama besar Soeharto tidak diikuti oleh kejayaan anak-anaknya.
Pada pemilu lalu, Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) bentukan Siti Hardiyanti Rukmana atau Tutut Soeharto gagal lolos ke Pemilu 2014.
"Nah, ada misteri di sini. Saya menyebutnya misteri elektoral. Ada hubungan misteri Pak Harto dan partai anak-anaknya. Missing link-nya terlalu jauh. Kalau bisa menemukan missing link ini, ada kemungkinan partai bentukan keluarga Cendana bisa sukses di 2019," ujar Qodari.
Direktur Eksekutif Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia, Sri Budi Eko Wardhani mengatakan, hal yang bisa digunakan Partai Berkarya dan anak-anak Soeharto adalah memanfaatkan nama besar Bapak Pembangunan tersebut.
Selain itu, mereka bisa merekrut politikus yang sudah dikenal masyarakat untuk bisa lolos parlementary threshold.
"Sebagai partai baru, tantangan banyak. Apalagi partai baru belum dikenal. Jadi bergantung pada caleg yang direkrut. Membajak orang-orang yang sudah ada dikenal publik mungkin bisa mendongkrak. Misalkan kemarin kan Priyo Budi Santoso (Golkar) masuk ke Berkarya. Tapi ini juga tergantung pada tawaran partainya," tutur Wardhani.
Kalo Berita nya Ga lengkap buka link di samping https://www.liputan6.com/news/read/3558567/headline-titiek-gabung-partai-berkarya-efektif-pikat-suara-pencinta-soehartoBagikan Berita Ini
0 Response to "HEADLINE: Titiek Gabung Partai Berkarya, Efektif Pikat Suara Pencinta Soeharto?"
Post a Comment