Search

Inggris Percaya Vitalitas Darah Muda di Piala Dunia 2018

MEMILIKI liga yang paling kompetitif di dunia, Inggris tentunya menjadi magnet untuk para pesepak bola dunia mengadu nasib. Alhasil, tak sedikit binaan pemain di Liga Inggris mampu menjadi pemain terbaik dunia.

Begitu juga dengan para pemain lokal Inggris. Mereka dianu­ge­rahi ­pemain bertalenta. ­Namun, Inggris tak ­kunjung beruntung di turnamen ­internasional karena miskin prestasi di level timnas.

Sudah cukup lama Inggris tak merengkuh trofi Piala Dunia. Terakhir dan pertama kalinya mereka menjadi juara Piala Dunia pada 1966 saat Inggris menjadi tuan rumah. Setelah itu, prestasi terbaik tim Tiga Singa adalah ketika mereka berhasil menembus se­mifinal pada tahun 1990.

Bersama Italia, Inggris menjadi tim yang paling banyak tersing­kir lewat adu penalti. Mereka kalah adu penalti pada 1990 lawan Jerman Barat, 1998 bertemu Argentina, dan 2006 berhadapan dengan Portugal.

Tak mau melihat terlalu lama rekor tersebut, Inggris siap me­na­tap ­dengan optimistis Piala Dunia 2018 Rusia. Pelatih Timnas ­Inggris Gareth ­Southgate mengaku percaya diri dengan skuad mudanya.

Gareth Southgate telah mengumumkan skuad Timnas Inggris yang akan tampil ­pada putaran final Piala Dunia 2018, Rabu 16 Mei 2018 lalu. Banyak ­nama pemain muda yang mengisi skuad Inggris.

Dua nama paling mencuri ­perhatian adalah bek kanan belia ­Li­verpool berusia 19 tahun, Trent Alexander-Arnold, dan gelandang 22 tahun Chelsea yang dipinjamkan ke Crystal Palace, Ruben ­Loftus-Cheek.

Secara khusus, Alexander-Arnold juga menjadi pemain termuda dari 23 ­pemain di skuad The Three Lions. Dari total 23 pemain, hanya ada tiga yang berusia lebih dari 30 tahun. Mereka adalah Gary Cahill dan Ashley Young (32 tahun) serta Jamie Vardy (31 tahun).

Dengan begitu, rata-rata usia ­pemain yang dibawa Gareth Southgate adalah 26 tahun dan 18 hari. Itulah skuad termuda ketiga ­Inggris di Piala Dunia di belakang ­Piala Dunia 1958 dan 2006.

”Saya percaya skuad ini bisa membuat kita semua antusias. Ini adalah grup muda, tetapi dengan beberapa pemain senior penting ­sehingga saya bisa merasakan ­keseimbangan yang bagus, baik dalam hal pengalaman, karakter, maupun keseimbangan posisi,” ujarnya kepada situs resmi FA.

Pertimbangan matang

Dia menyatakan, dengan skuad muda, dia yakin Inggris lebih berenergi sehingga saat akan melakukan penguasaan bola Inggris akan merasa lebih nyaman.

”Kami memiliki energi yang besar dan atletisme di dalam tim, tetapi pemain yang juga nyaman dalam penguasaan bola. Saya pikir ­orang-orang bisa melihat gaya bermain seperti apa yang ingin kami ­kembangkan,” ujarnya.

Menurut dia, pemilihan skuad ­muda sudah dipikirkan dengan matang. Bahkan, dia telah ­pertimbangkan selama berbulan-­bulan. Oleh karena itu, Gareth Southgate siap bertanggung jawab dengan pemilihan para pemain muda ­tersebut.

”Proses seleksi dilakukan selama berbulan-bulan, tidak hanya dalam beberapa pekan terakhir. Kami merasa tim berkembang dan ingin memanfaatkan momentum itu. Ini menjadi panggilan pertama untuk Trent Alexander-Arnold yang ­memang pantas mendapatkannya. Ketika memilih pemain muda, bukan hanya karena mereka masih muda, tetapi karena performa yang ­membuat mereka pantas dipanggil. Saya akan bertanggung jawab akan kesalahan itu,” kata Gareth Southgate.

Harry Kane pynya karakter komplet

Jika harus menunjuk satu pemain yang paling menonjol di Timnas Inggris, hampir semua jari akan mengarah pada penye­rang Harry Kane.

Total pada musim 2017-2018, Harry Kane mencatat­kan 34 gol dari 42 penampilan di seluruh ­kompetisi bersama Tot­tenham Hotspur dan Inggris.

Harry Kane memiliki tubuh menjulang yang membuatnya mampu menjadi pemain target di depan dan menahan bola untuk rekan-rekannya. Namun, dia juga mengantongi sepakan-­sepakan jarak jauh dan operan-operan mematikan, sehingga bisa dikatakan dia adalah penyerang dengan karakter komplet.

Terlebih, pada gelaran Piala Dunia 2018 Rusia, Harry Kane ditunjuk sebagai kapten Inggris. Kane ditunjuk oleh pelatih ­Inggris, Gareth Southgate, untuk ­menggantikan peran Gary Cahill dan Jordan Henderson. Meski belum pernah tampil di Piala Dunia sebelumnya, Kane ­optimistis dengan peluang juara Inggris pada Piala Dunia tahun ini.

”Saya yakin Inggris bisa juara dan kami semua akan berusaha melakukannya. Hasil selain juara tidak akan bagus buat kami,” kata Harry Kane seperti dilaporkan Mirror.

Penyerang Tottenham Hotspur itu sadar bahwa Inggris bukan tim favorit. Namun, dia menegaskan bahwa status nonunggulan tidak akan merugikan The Three Lions. Harry Kane memberi contoh bagaimana Liverpool yang tidak diunggulkan bisa melaju hingga partai final Liga Champions musim ini.

”Kami tidak akan jadi tim ­favorit dan para pemain Inggris sadar. Namun, coba lihat musim ini, tidak ada yang menyangka Liverpool akan maju ke­ ­final Liga Champions,” tutur Harry Kane.***

Let's block ads! (Why?)

Kalo berita nya ga lengkap buka link di samping http://www.pikiran-rakyat.com/olah-raga/2018/06/06/inggris-percaya-vitalitas-darah-muda-di-piala-dunia-2018-425461

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Inggris Percaya Vitalitas Darah Muda di Piala Dunia 2018"

Post a Comment

Powered by Blogger.