:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2391681/original/056494100_1540380610-20181024-PBNU-Bendera-Tauhid-3.jpg)
Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj menyampaikan penulisan kalimat Tauhid di bendera maupun medium lainnya seperti tembok dan pakaian hukumnya makruh atau tidak disukai.
Hal ini disampaikan Said Aqil saat menggelar konferensi pers di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu (24/10/2018).
"Mayoritas ulama dengan empat mazhab itu berpendapat menulis Alquran, kalimat thoyyibah di bendera, di tembok, di pakaian, di atap rumah itu makruh. Bahkan ada yang mengatakan itu haram," jelas dia.
Saat masa kepemimpinan Khalifah Umar bin Abdul Aziz, sang Khalifah pernah menampar seseorang karena menulis kalimat Alquran di atas sebuah tembok. Padahal, sosok Umar bin Abdul Aziz terkenal sebagai pemimpin yang santun.
Said Aqil melanjutkan, ada juga ulama yang mengharamkan membuat lukisan dengan tulisan Alquran atau Asmaul Husna.
Dikhawatirkan nantinya tulisan dalam lukisan itu bisa menjadi sampah atau dibuang percuma jika tak lagi terpakai. Hal itu justru bisa merendahkan kesucian kalimat Tuhan.
"Khawatir tak bisa menghormati," ujar dia.
Hal ini disampaikan Said Aqil menyusul ramainya berita pembakaran bendera yang diduga merupakan bendera HTI oleh Banser di Garut, Jawa Barat pada hari Senin, 22 Oktober 2018 kemarin.
Banyak pihak kemudian bereaksi atas pembakaran bendera tersebut.
"Tidak ada ulama yang menganggap baik menulis kalimat Tauhid, Alquran di bendera. Siapapun. Bukan hanya HTI. Semuanya. Tidak ada ulama yang anggap baik menulis kalimat Tauhid di bendera karena takut kita tidak mampu menghormatinya," pungkas dia.
Kalo Berita nya Ga lengkap buka link di samping https://www.liputan6.com/news/read/3675676/pbnu-sebagian-ulama-berpendapat-penulisan-kalimat-tauhid-di-bendera-makruhBagikan Berita Ini
0 Response to "PBNU: Sebagian Ulama Berpendapat Penulisan Kalimat Tauhid di Bendera Makruh"
Post a Comment