TNI: Presiden Minta Bantu Cegah Hoaks

Liputan6.com, Jakarta - Kapuspen TNI Mayjen Sabrar Fadhilah menyatakan, salah satu instruksi Presiden Jokowi yang ditujukan kepada TNI-Polri adalah untuk mencegah informasi hoaks.

Sebelumnya, Jokowi menyerukan agar TNI-Polri ikut mensosialisasikan keberhasilan pemerintah kepada masyarakat.

"Saya kira yang dimaksud salah satu konteksnya untuk mencegah informasi hoaks. Soalnya sekarang ini banyak berita hoaks," kata dia di Jakarta, Selasa (28/8/2018).

Sabrar mencontohkan, salah satu hoaks yang sangat terasa sekarang ini ialah mengenai penanganan gempa Lombok. Ada saja orang-orang yang menyatakan pemerintah belum turun tangan. Padahal tidak demikian.

"Dalam hal ini saya bicara TNI saja. TNI sendiri sudah sekira 3 ribu prajurit," kata dia.

Begitu juga dengan alutsista yang digunakan untuk mendorong, membantu, memudahkan, mendistibusikan mulai dari kapal laut, helikopter termasuk alat-alat yang digunakan membantu kegempaan.

"Bahkan saya dengar tanggap darurat dinyatakan selesai, selanjutnya pilihan menuju rekontruksi dan rehabilitasi," papar dia.

Ia pun menilai, tudingan Presiden menyalahgunakan institusi TNI-Polri untuk kepentingan politik dinilai tidak berdasar.

"Yang nuding siapa? Buat TNI tidak. Saya bicara porsi saya saja. Kita tetap melakukan yang terbaik untuk rakyat," ungkap dia.

Ia pun menegaskan, sampai kapan pun TNI tetap Netral. "Kami harus netral. Netral suatu kewajiban," tegas dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta perwira TNI/Polri untuk ikut mensosialisasikan pencapaian program kerja pemerintah.

"Berkaitan dengan program pemerintah, kerja-kerja pemerintah yang telah banyak kita lakukan. Saya titip ke seluruh perwira, juga ikut mensosialisasikan, ikut disampaikan (ke masyarakat) pada momen-momen yang tepat untuk menyampaikan itu," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Kamis 23 Agustus 2018.

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini

Saksikan video pilihan di bawah ini:

ekitar empat tahun para perwira ini telah berjuang menempuh pendidikan di akademi masing-masing.

Let's block ads! (Why?)