Liputan6.com, Jakarta - Keluarga besar ekonom Indonesia, Sjahrir menggelar acara sepuluh tahun mengenang kepergian almarhum. Acara ini digelar di kediaman keluarga Sjahrir di Jalan Sukabumi Menteng, Jakarta Pusat pada Sabtu (28/7/2018).
Istri almarhum Sjahrir, Kartini Sjahrir, mengatakan acara ini sengaja dibuat untuk mengenang kepergian almarhum suami yang tutup usia pada 28 Juli 2008 lalu.
Ada sejumlah hal yang masih teringat dalam benak Kartini meskipun sudah 10 tahun ditinggal sang suami tercinta. Satu di antaranya adalah sosok Sjahrir yang sangat peduli dengan toleransi dan keberagaman.
"Pak Sjahrir ini adalah orang yang sangat peduli mengenai toleransi, sangat peduli mengenai kemajemukan, dan bersahabat dengan setiap orang tanpa memandang perbedaan agama, ras, perbedaan golongan," tutur Kartini di di sela-sela acara tersebut di kediamannya, Jakarta Pusat, Sabtu (28/7/2018).
Selain itu, Kartini melihat bahwa almarhum sang suami merupakan orang yang sangat anti dengan korupsi. "Beliau sangat anti pada korupsi," ucap Kartini.
Sebagai seorang ekonom, kata Kartini, almarhum suaminya juga sangat anti dengan berbelitnya birokrasi dan regulasi yang ada di pemerintahan. Sebab, kata Kartini, banyaknya regulasi malah justru menghambat perkembangan investasi di dalam negeri.
"Bagi beliau, regulasi dan aturan-aturan yang terlalu banyak, itu adalah sumber dari korupsi. Karena itu hanya akan mempersulit orang untuk berinvestasi, untuk berbisnis dengan baik. Bagi beliau peraturan itu tak usah banyak tapi konsisten," terang Kartini.
Sementara, kerabat lainnya yakni Hariman Siregar masih ingat betul tentang masa-masa perjuangan bersama almarhum Sjahrir.
Hariman kala itu menjabat sebagai Ketua Dewan Mahasiswa (DM) Universitas Indonesia (UI), sempat ditahan bersama Sjahrir pasca peristiwa Malapetaka Limabelas Januari (Malari) pada 1974 lalu.
"Pak Sjahrir senior saya. Yang ditahan saya dan Sjahrir aja," kata Hariman.
Menurut Hariman, ia, almarhum, dan sejumlah aktivis serta pemuda lainnya memperjuangkan pemerataan dalam berkehidupan berbangsa. Meskipun ketika itu, Indonesia mulai melakukan pembangunan di berbagai sektor.
"Kita pada waktu itu mengatakan bahwa pembangunan itu bukan untuk mengejar pertumbuhan semata-mata. Tapi yang penting pemerataannya. Menghilangkan jurang yang kaya dengan yang miskin," ucap Hariman.
Pesan perjuangan yang selalu diingat Hariman dari Sjahrir, adalah masalah pemerataan. "Yang paling saya ingat adalah perjuangan beliau tentang masalah pemerataan," tandas Hariman.
Kalo Berita nya Ga lengkap buka link di samping https://www.liputan6.com/news/read/3602940/mengenang-10-tahun-kepergian-ekonom-dan-aktivis-dr-sjahrirBagikan Berita Ini
0 Response to "Mengenang 10 Tahun Kepergian Ekonom dan Aktivis Dr. Sjahrir"
Post a Comment