:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/2259815/original/036323800_1529988471-20180623-Perawatan-Bayi-Gajah-yang-Terluka-Akibat-Terjerat-di-Hutan-Aceh-AFP-2.jpg)
Tanah Aceh, kata Nurhayati, sangat menghormati gajah sebagai Po Meurah atau raja yang mulia. Tapi oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab tak takut berburu dan memperdagangkan satwa.
"Mungkin karena tak rasa takut akan dosa, tak ada kesadaran itu aset milik bangsa yang hampir punah," katanya.
Melalui petisi ini, Nurhayati meminta Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, Bareksrim dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk segera mengusut Pembunuhan Gajah Bunta.
"Cukup Papa genk, Yongky, Bunta dan lebih dari 700 gajah lainnya yang korban selama 10 tahun terakhir. Moral kita sebagai bangsa ini patut dipertanyakan jika tidak menghentikan kekejaman ini," ujar dia.
Awal Juni lalu, seekor gajah bernama Bunta mati di Unit Respons Konservasi atau Conservation Response Unit (CRU) Serbajadi, Gampong Bunin, Kecamatan Serbajadi, Kabupaten Aceh Timur, Nanggroe Aceh Darussalam. Dugaan sementara penyebab kematian gajah jinak ini karena diracun.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar menyebut ada kelemahan pengawasan di CRU tersebut. Ia menilai kematian gajah di tengah unit konservasi ini aneh. Karena itu, ia akan mengecek manajemen di CRU tersebut.
"Memang agak unik ya karena gajahnya mati di unit konservasi. Berarti saya juga harus cek bagaimana manajemennya sebetulnya. Berarti ada kelemahan pengawasan," jelas Siti Nurbaya di Kantor DPP Partai Nasdem, Gondangdia, Jakarta Pusat, Jumat 15 Juni 2018 malam.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Seekor induk gajah mengejar bus berpenumpang 60 orang. Insiden terjadi di Taman Nasional Bandipur.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "40 Ribu Netizen Teken Petisi Usut Pembunuhan Keji Gajah Bunta"
Post a Comment